Selasa, 25 Februari 2025

 RAJA   AMPAT

Sungguh indah tanah air beta
#anislutfiati
#anis.lutfiati
#anislutfiatifatah

Kepulauan Raja Ampat adalah gugusan kepulauan yang berlokasi di barat bagian Semenanjung Kepala Burung (VogelkoopPulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau WaigeoPulau MisoolPulau Salawati, dan Pulau Batanta. Perairan Kepulauan Raja Ampat memiliki sebaran 574 spesies terumbu karang dan 553 jenis ikan karang (bullseye) dan diketahui sebagai kawasan laut terkaya dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

 

Pada saat kami tiba di Sorong, nuansa Irian mulai terasa.  Adanya patung nuansa Irian mulai Nampak, dengan adanya patung orang dengan dandanan ala Irian ( tanpa koteka tapi.... He...he...).
 


Kami mempunyai kesempatan menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT ke 41 HTHI.  Kebetulan bertempat di Sorong. 
Beata senang hati ini bisa menjejakkan kaki di bumi Papua.










Alhamdulillah di sela acara, Kita sempat ke Raja Ampat. Dari Sorong kita naik speed boats beberapa jam.  Dengan sews speed boats plus guid tentunya.



Mampir juga ke pasir timbul , dengan rianh gembira menikmati pemandangan yang indah sekali.






Setelah menaiki ribuan anak tangga sampailah kita ke pemandangan indah sekali... Menakjubkan. MasyaAlloh tabarokalloh....







Pemandangan pantai juga indah sekali... Alhamdulillah






Foto dengan anak2 Papua...





ALHAMDULILLAAH......








FOTO2 koleksi pribadi Anis Lutfiati





Senin, 24 Februari 2025


 KAMPUNG COKLAT
BLITAR
#anislutfiati
#anis.lutfiati

Kegagalan beternak ayam petelur di tahun 2004 yang disebabkan oleh mewabahnya virus flu burung membuat Kholid Mustofa untuk memutar otak. Sebagai seorang kepala keluarga yang memiliki tanggungan tiga orang membuatnya berpikir akan sebuah usaha yang baru. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ayam yang dia miliki pada saat itu berjumlah 5.000 ekor dan menjadi sumber utama kehidupannya. Bisnis beternak ayam tersebut telah Kholid jalankan selama empat tahun. Akan tetapi, virus flu burung menjadi penyebab utama kebangkrutan tersebut.




Kholid mencoba untuk bangkit dengan merawat 120 pohon kakao yang dimiliki oleh kaluarga. Pohon kakao tersebut telah ditanam sejak tahun 2000 diatas lahan seluas 750m2. Itulah yang menjadi awal inspirasi Kholid untuk memulai usaha ini. Selain itu, salah satu faktor yang cukup besar adalah tidak adanya pekerjaan dan tuntutan ekonomi membuat Kholid menjadi lebih fokus di kebun kakao keluarga. Usaha Kholid ini termasuk dalam jenis Necessity Enterpreneur. Disisi lain, banyaknya masyarakat yang masih menganggur di sekitar tempat tinggalnya membuat Kholid berpikir untuk membuat lapangan pekerjaan.

Biji kakao yang dipanen dari kebun tersebut laku dijual seharga Rp 9.000/ kg. Akan tetapi, penjualannya harus keluar kota yaitu di Sumberpucung, Malang pada seorang tengkulak. Dari situ, dia berpikir jika kakao yang belum begitu dirawat dengan benar saja mampu dijual dengan harga segitu, bagaimana dengan yang dirawat secara sungguh-sungguh. Usaha yang begitu serius dimulai dengan magang di PTPN XII di Penataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur pada tahun 2005. Pada tahun itu juga, Kholid belajar di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di jember, Jawa Timur. Disanalah Kholid mendalami teknik budidaya kakao dengan benar.




Dengan keinginan yang besar setelah pulang dari Jember, 

Kholid membuat bibit 

kakao sebanyak 7.500 pohon yang nantinya diharapkan dapat

 menjadi salah satu cara untuk mensosialisasikan kakao pada 

masyarakat Blitar.

Akan tetapi, respons yang ada masih sangat rendah. 

Sehingga bibit 

kakao tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada petani.

Kakao tersebut ditanam pada area Perhutani melaui

Lembaga Masyarakat di Kawasan Hutan (LMDH). 

Untuk mengikat kebersamaan antar petani,



 maka dibentuklah kelompok tani Guyub

 Santoso pada pertengahan tahun 2005. 

Kelompok tani tersebut terdiri dari 21 anggota yang selanjutnya 

pada akhir 2005 berkembang manjadi gabungan kelompok tani.






Melalui Gapoktan itu, Kholid mampu mengetahui jika 

harga biji kakao kering yang ada di pergudangan Tanjung Perak, Surabaya. 

Harga tersebut jauh lebih tinggi daripada harga yang ada di tengkulak,

 yaitu Rp 16.000/kg. Hal itu membuat Kholid semakin optimis untuk

 dapat menjadi pemasok biji kakao di pabrik olahan. Hingga pada akhirnya 

di tahun 2007, Kholid mendapat kepercayaan untuk memasok biji kakao di 

pabrik pengolahan coklat sebesar 3,2 ton per bulan. 

Biji kakao tersebut dibeli oleh pabrik dengan harga Rp 16.000/kg. 

Pemasokan ke pabrik olahan tersebut telah berkembang menjadi 

300 ton per bulan.



Setelah berhasil menjadi pemasok biji kakao, 

Kholid tidak puas kemudian memiliki ambisi 

untuk mengolah biji kakao menjadi coklat sendiri. 

Usahanya untuk dapat membuat coklat sendiri dilakukan 

terlebih dahulu dengan mengunjungi pabrik coklat Monggo, Ceres, 

dan SilverQueen.

 Hingga pada akhirnya di tahun 2013 bekerja sama dengan ahli 

coklat dari Blitar, Kholid memulai mengolah coklat send


iri. Usaha Kholid untuk mengolah coklat tersebut mendapat dukungan 

yang baik dari pemerintah. Dimana pemerintah membantu memberikan

 mesin pengolahan coklat. Produk hasil olahan tersebut diberi nama 

GuSant dan sempat dijual di Bandara Surabaya, Solo serta Jogja. 

Namun, penjualan coklat di Bandara tersebut belum

 memuaskan sehingga ditarik kembali.

Dari kegagalannya tersebut, dia mengubah orientasi usahanya

 dari produk menjadi wisata edukasi. Usahanya tersebut diberi nama 

Kampung Coklat yang terletak di jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo,

 Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Wisata edukasi

 yang berdiri sejak 17 Agustus 2014 ini memiliki harapan untuk mampu

 memberikan pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao hingga pengolahan coklat. 

Perjuangan Kholid tidak sia-sia, saat ini Kampung Coklat menjadi s

alah satu destinasiwisata unggulan di Kabupaten Blitar. Setiap harinya pengunjung Kampung Coklat mencapai 1000 orang, baik untuk berwisata edukasi maupun menikmati olahan coklat. Kerja keras, pantang m

enyerah dan ulet menjadi kunci keberhasilan Kholid. Baginya kerja keras ini belumlah seberapa. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpinya, 

yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat coklat dunia.

Kampung Coklat saat ini berada di bawah lembaga KSU Guyub Santoso, CV Guyub Santoso dan UD Guyub Santoso. Semua lembaga hukum tersebut berperan sebagai penggerak pemasaran biji kakai di pasaran tingkat regional, nasional hingga ekspor. 

Prinsip yang diembannya adalah sukses petani, sukses gapoktan, masyarakat sejahtera. Dalam menjalankan usaha Kampung Coklat, Kholid menanamkan kultur perusahaan Kampung Coklat adalah wisata edukatif yang mengedepankan kemanfaatan pada masyarakat. Jaringan yang dimilikinya terdapat sebanyak 48 Kelompok Tani Kakao se-Kabupaten Blitar – Gapoktan Kakao se-Jawa Timur.





#Anis lutfiati

#foto2 milk pribadi




Minggu, 23 Februari 2025

 HILANGKAN PENYAKIT HATI

Belajar Dari mbak Angelina Sondakh

#Anis Lutfiati

#angelinasondakh09

"Bersih hati dari semua kebencian"


"MENJADI NARAPIDANA BARU, HARUS NURUT NARAPIDANA LAMA. HARUS TIDUR DI LANTAI, BERDESAKAN DENGAN YANG LAIN. ASTAGHFIRULLAH....."