Pada awal perkenalanku dengan internet dan membuat alamat email, terus terang masih harus dibantu dan disupport suami (yang pasti dan jelas sih.. pertama dibuatkan olehnya, he..he.. maksih yang..). Pertama kali chating sama sahabat (bapak-2), komentarnya "kenapa semua wanita kok begitu ya?", maksudnya gaptek gitu lho.. sedikit tersinggung dan tertantang sih.. thanks sahabat atas supportnya). Karena chating pertamaku, mengenai keluhan dalam membuat web, rumit dan sempat membuat pusing. Yang kutahu selama ini tentang komputer, sebatas MS word dan analisa data di excel (modal ngajar statistik) .
Belajar berikutnya membuat sign in di facebook sama tetangga yang sudah seperti keluarga (ma'lum rumah kita nempel satu tembok, belakang-belakangan). Belajar pertama beliaunya (mb tya) aku undang ke rumah, sampai malam, walau kurang sukses, tetapi tetep.. makasih mbak tya atas kesabaran dan supportnya.
Belajar kedua, aku yang datang ke rumahnya, layaknya mahasiswi mau konsul ama dosennya (he..he..), bawa laptop, card reader, flash disk (walau ketinggalan, dan minta bibik nganterin, makasih bik..). Wah.. ternyata wireless-ku masih bisa connect dg laptopku. Kali ini sign in di facebooknya sukses 100%, dan langsung praktek chating sama mb tya. Pelajaran berikutnya, upload foto yang programnya sudah pasti.. ngopy dari.. mb tya lagi. Alhamdulillah walau lelet pakai wairless-limitted-ku tapi sukses juga..
Kemudian teman chating datang satu persatu, pertama tetangga sekitar dan beberapa sahabat. Lalu mulai bermunculan teman-teman lama waktu kuliah. Ternyata facebook membuat kita banyak bisa bersilaturrahim sama orang. Tapi pesan suami "awas kecanduan chating ntar..", tetapi paling tidak bisa buat mengusir kebosanan kalau menunggu dia pulang kantor sampai larut malam kan?.
Suatu malam mb tya telepon, "Ibu dimana? boleh ngg aku bereksperimen?", eksperimennya ternyata tentang keberadaan wireless yang di rumah, suruh cabut sebentar. Ada apa nih?, ternyata sudah beberapa hari (dan bulan mungkin) terakhir, tv kabelnya bermasalah, dan sudah lima kali memanggil teknisi ke rumahnya. Menurut teknisinya keberadaan wireless di sekitar, berpengaruh pada penerimaan channel tv kabel (alias mengganggu), apa benar ya?. Aku coba cabut wireless-ku, aku kontak mb tya, benar.. tv-nya ngg ada gangguan. Waduh.. gimana nih.., pikirku, jangan sampai keberadaan wireless membuat tetangga tidak nyaman.
Aku coba ganti posisi wirelessku dan aku kontak lagi mb tya, sudah ngg ada masalah tv kabelnya (semoga memang benar ya mb.., bukan karena tidak enak sama kita, he..he...). Mungkin pikir mb tya, kesian b fatah, udah lelet internetnya, mengganggu tetangga.. pula, he..he.. Ma'afkan atas ketidaktahuan dan gangguan yang kita buat ya mb tya.. Tapi ada komentar dr sahabat fesbuk, "Tuh teknisi nggak mau ngakuin kalau produknya bermasalah, malahan menimpakan kesalahan pada orang lain". Dan memang bener kata temen suami, dulu pernah juga ada kejadian seperti itu di rumahnya, penyebabnya ada kebocoran di salah satu sistem penerimaan tv kabelnya. Tapi walau begitu masih alhamdulillah juga, persoalan dapat terselesaikan.
Aku tingkatkan pengetahuan ber-internetku dengan membuat blog ini. Aku mulai bereksperimen, dengan empat literatur (dua buku dan dua cd program, pemberian suami, makasih yang..), aku berusaha mewujudkan impian untuk punya blog. Walau masih sederhana (dibanding blog-blog lain yang keren-keren) dan perlu penyempurnaan, aku sudah cukup puas dengan hasilnya, tinggal pemeliharaannya saja. Semoga semua bisa mengambil manfaat dengan adanya blog ini. Karena menurutku "Pikiran seseorang bekerja seperti air, agar tetap jernih, perlu terus mengalir".
2 komentar:
pantas aku batuk tnyt namaku disebut2 disini hahaha.. dah gape kok skrg ngga perlu diajarin lg. kynya bsk2 gantian aku yg diajarin dikau deh hahaha
yah.. moga-moga virus ngg nyerang, biar langkah-langkah eksperimen masih inget, maklum dah tua jadi suka lupa.., nyadar, he..he..
Posting Komentar