Ternyata cara beternak sapi, di antaranya harus melihat kondisi kandang. Dalam usaha ternak supaya menguntungkan, diperlukan kandang yang berguna, selain untuk melindungi ternak dari gangguan pencurian, sengatan panas matahari, siraman air hujan, juga tempat mengamati keadaan kesehatannya sehari-hari. Juga sebagai tempat mengumpulkan kotoran yang sangat berguna bagi pembuat BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS
Biogas adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri pada kondisi Anaerob.Bio Gas yang sering juga disebut Gas Bio ,merupakan campuran berbagai gas antara lain :CH 4 ( 54-70%),CO2 ( 27-45%),O2 ( 1-4%), N2 ( 0,5 - 3 %), CO (1%), dan H2S> Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan Ch4 ( Methana) melebihi 50 %.
Krisis energi yang dipacu naiknya harga minyak dunia tak pelak turut menghimpit kehidupan masyarakat.Buruknya pengaruh pembakaran BBM ke lingkungan juga menjadi faktor pendorong pencarian dan pengembangan energi alternatif non BBM.
Teknologi Biogas sudah cukup mapan dan terbukti dapat memproduksi energi non BBM yang sekaligus ramah lingkungan.biogas termasuk teknologi yang memiliki efisiensi tinggi tinggi dan ramah lingkungan karena residu proses biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk berkualitas tinggi dan mengurangi efek rumah kaca.Dari sudut pandang itulah dapat disimpulkan bahwa teknologi biogas termasuk teknologi ramah lingkungan.
Prinsip Kerja Reaktor Biogas
Teknologi Biogas pada dasarnya memanfaatkan pencernakan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana ( CH4).Gas methana hasil pencernakan bakteri tersebut bisa mencapai 60 % dari keseluruhan gas hasil reaktor biogas sedang sisanya didominasi CO2.Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara( anaerob ),sehingga proses ini juga disebut sebagai pencernaan anaerob.Keberhasilan proses pencernaan bergantung pada kelangsungan hidup bakteri methanogen di dalam reaktor, hingga beberapa kondisi yang perlu diciptakan adalah pH 6.5 sampai dengan pH 8 pada temperatur 35 derajad Celcius.
Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos.
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.
Proses Pembuatan Pupuk Kompos
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ¬+ 60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar