Jumat, 04 Februari 2011

POHON SALAK PENINGGALAN ALMARHUM NENEK MAEMUNAH...



























POHON SALAK PENINGGALAN NENEK KAMI....

Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Ordo:Arecales
Famili:Arecaceae
Genus:Salacca
Spesies:S. zalacca

Nenek kami dari ayah, adalah wanita tangguh dan suka berkebun. Dengan kebun yang lumayan luas, yang berada di sekitar rumahnya, terdapat banyak koleksi tanaman. Durian, pisang, kelapa, salak, dan lain-lain.

Yang paling berkesan, selain pohon kelapa, adalah pohon salak..... Karena nenek yang meninggal sekitar tahun 1989 ini, sering saya perhatikan, demikian tekun merawat pohon salaknya. Terutama pada saat "menikahkan" pohon salak, dengan cara mengambil bunga jantan, untuk di pindahkan ke bunga betina. Perlu ketelitian dan kehati2an.... Dan itu dilakukan nenek dengan penuh perasaan..... juga keseriusan......



Pohon salak, menurut nenek, disamping bisa diambil buahnya yang manis. juga berfungsi untuk pagar hidup kebun, agar aman dari pencuri, baik hewan maupun manusia.... Oleh karena itu, kebun kami banyak berpagar pohon salak....


Menurut Wikipedia, Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan.Ia dikenal juga sebagai sala (Min., Mak., Bug., dan Thai).

Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular.

Palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10-15 cm.

Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.

Karangan bunga jantan.

Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut. Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.

Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun sepertigenting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya.


KEGUNAAN

Salak terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda digunakan untuk bahan rujak. Umbut salak pun dapat dimakan.

Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah duri-durinya dihilangkan lebih dahulu.[3]

Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam sebagai pagar. Demikian pula, potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap digunakan untuk mempersenjatai pagar, atau untuk melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.

Untuk pengobatan seperti untuk menghentikan diare, jadi bila kebanyakan makan salak akan menyebabkan kesulitan membuang air besar dalam kadar menengah. kadang kulit salak juga di gunakan dalam traditional china medicine/jamu sebagai bahan obat.



Setelah kita sudah dewasa dan berumah tangga. Setiap Lebaran, masih menyempatkan diri untuk menengok kebun warisan nenek, dan berburu salak. Kalau pas berbuah dan matang, kita bisa menikmati buahnya..... Terimakasih Nenek... cucu dan cicitmu masih sempat menikmati buah salak yg manis.... Semoga amal kebaikan mengalir terus... Pahala tercurah kepada almarhum...... Aamiin... Ya Robb....



















Nenek MAIMUNAH almarhum....



Foto2 koleksi pribadi
Disarikan dari beberapa tulisan

Anis Lutfiati Fatah

Selasa, 01 Februari 2011

CICAK.... CICAK DI DINDING..... DIAM2 MERAYAP......


CICAK....... CK....CK....CK.....















CICAK................

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Lacertilia
Infraordo : Gekkota
Famili : Gekkonidae


Karena ada beberapa foto cicak yang sedang beraksi di atas plafond rumah madura, hasil jepretan kamera BB, saya jadi penasaran ingin mengetahui lebih jauh mengenai CICAK. Dari hasil browsing wikipedia, saya mencuplik beberapa tulisan mengenai cicak.....

Ternyata..... Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengantokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.

Cicak termasuk hewan melata. Cicak dapat merayap di dinding tanpa terpeleset. Hal ini karena cicak memiliki ciri khusus berupa telapak kaki dengan sistem perekat. Sistem perekat ini dibangun oleh telapak kaki yang beralur pararel. Dengan alur yang dimiliki, memungkinkan cicak dapat menempelkan kakinya di dinding dan berjalan tanpa terpeleset.

Ciri lain dari cicak adalah kemampuan memutuskan ekornya. Hal ini dilakukan cicak untuk melindungi diri dari musuhnya. Cicak akan memutuskan ekor, kemudian ekor tersebut akan bergerak-gerak untuk mengalihkan perhatian musuh. Sementara itu, cicak dengan ekor yang putus akan leluasa untuk meloloskan diri.
























Jenis-jenis Cecak


Cecak ada banyak jenisnya. Di lingkungan rumah kita saja ada sekitar tiga jenis (spesies) yang sering ditemui, yakni :


  • Cecak tembok (Latin Cosymbotus platyurus), yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.

  • Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.

  • Cecak gula (Gehyra mutilata), bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi kita.

  • Cecak batu (Cyrtodactylus marmoratus).




















Makanan dan habitat

Cecak biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Untuk memperoleh makanan, cicak mempunyai ciri khusus berupa lidah yang panjang dan lengket. Bentuk lidah ini digunakan untuk menangkap mangsa berupa serangga yang terbang.

cecak hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh.