Senin, 16 Mei 2011

SUKU BADUI, SUKU ASLI ARAB

SUKU BADUI, HIDUP NOMADEN DI PADANG PASIR






Di sepanjang perjalanan, antara Madinah dan Mekkah, antara Mekkah dan Jedah, di beberapa daerah padang pasir. Banyak kita temui tenda-2 atau mungkin bisa dibilang rumah bedeng seperti di Indonesia. Menurut pemandu, tenda-2 itu dihuni oleh suku asli Arab, yaitu Suku Badui.

















Suku Badui hidup secara nomaden, berpindah-pindah di padang pasir, berjiwa pengembara. Konon pemerintah Arab Saudi sudah menyediakan tempat tinggal yang lebih nyaman, tetapi mereka tidak berminat, dan masih setia dengan tinggal di tenda-2. Bisa dibayangkan, betapa panasnya hidup dalam tenda dan di tengah padang pasir pula.Disekitar tenda, bisa kita lihat beberapa kambing dan unta, ternak suku Badui.




Menurut Wikipedia, Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, suku Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara.



Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang membahas tentang suku Badui. Dari Al Quran Digital, di bagian Indeks – Topik – Sejarah – Sejarah di Madinah – Cobaan kaum muslimin di Madinah – Sikap orang-orang arab badui terhadap Islam:
 9:97, 9:98, 9:99, 9:101, 48:11, 48:12, 48:15, 48:16, 49:14, 49:17.

















Anis Lutfiati Fatah

Foto2 koleksi pribadi….



Sabtu, 14 Mei 2011

SHOLAT JENAZAH DI MASJIDIL HARAM


SHOLAT JENAZAH,
HAMPIR SELALU DILAKUKAN,
SEHABIS SHOLAT FARDHU DI MASJIDIL HARAM


Yang menarik apabila kita selesai sholat fardhu di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, kita bisa mengikuti shalat jenazah. Menurut informasi, jumlah jenazah yang disholati apabila musim Haji, sering berjumlah lebih dari satu orang, bahkan kadang kala hingga berjumlah belasan jenazah.


Sebagian besar jenazah-jenazah itu adalah jamaah haji yang berasal dari berbagai negara, sebagian lainnya berasal dari penduduk setempat. Jenazah-jenazah itu apabila meninggal dunia di Medinah, maka ia akan dimakamkan di Makam Baqi’. Di Mekkah, jenazah-jenazah itu umumnya dimakamkan di Makam Ma’la, namun bila sudah penuh, maka jenazah akan dimakamkan di Makam Siroyai, pemakaman dekat Jabal Nur.


Yang membuat penasaran saya, bagaimana jenazah bisa sampai ke Masjid dan disholatkan. Suatu ketika, tidak sengaja, waktu berangkat ke Masjidil Haram untuk sholat fardhu, di pelataran Masjid, di depan saya ada mobil ambulance berhenti, yang tidak lain adalah mobil jenazah. Dengan hanya berbekal kamera BB, proses penurunan jenazah untuk diusung menuju ke dalam Masjidil Haram untuk disholatkan, dapat saya abadikan. Jenazah masuk melalui pintu 1, atau pintu Abdul Aziz.
































Di luar musim haji, jama’ah yang mensholatkan jenazah pasti lebih sedikit. Hanya orang yang sedang ber_Umroh atau panduduk sekitar. Apabila musim haji tentu lebih banyak lagi jama’ah yang mengikuti sholat jenazah.








Dari sebuah sumber informasi, perkirakan jumlah jamaah yang ikut menshalati jenazah bila musim Haji setidaknya 400-an ribu orang. Untuk di tanah air, hal itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kecuali apabila yang meninggal seorang tokoh besar.




Anis Lutfiati Fatah
Foto2 koleksi pribadi….

Selasa, 03 Mei 2011


BATIK2 REKOMENDASI UNTUK BU IDA


1. MERAH HATI KOMBINASI KUNING 3D
Bahan katun santiu, panjang 2m dan lebar 1,1m.
Harga Rp. 150.000,-



2. PRIMIS SEKAR JAGAD
Panjang 2,2m dan lebar 1m.
Harga Rp. 250.000,-



3. HIJAU LUMUT PRIMIS
Harga Rp. 250.000,-



4. PRIMIS HIJAU BOTOL
Rp. 300.000,-

Semoga ada yang berkenan.....
Tks.....