Kamis, 23 Februari 2012

MASJIDIL HARAM
























ANIS LUTFIATI 
FOTO-2 KOLEKSI PRIBADI



Rabu, 22 Februari 2012

PERGI HAJI (BAGIAN I)


HAJI  2011......


Kupenuhi Panggilan Engkau……
Wahai Allah.....
24 Oktober 2011 – 4 Desember 2011
لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد ونعمة لك والملك لا شريك لك
Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika Laa Syariika Laka Labbaik, Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk, Laa Syariikalak….


DARI MAKKAH  MENUJU MINA


Tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah).  sebelum  Subuh, jama'ah meninggalkan Maktab (Jarwal Taysir, tempat kami menginap).  Dengan mengendarai bus yang sudah dicharter, kami menuju ke Mina. Di perjalanan, kami berhenti di salah satu Masjid untuk Sholat Subuh. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Mina untuk melaksanakan mabit/bermalam di Mina. 


ALHAMDULILLAAH......  Kami mendapat tenda di Mina, bisa bergabung dengan jatah jama'ah ONH Plus, tentunya dengan biaya tambahan untuk menyewanya.  Dari tenda kami, ke tempat Jamarat kurang lebih 200m.  Anugerah dari Alloh SWT yang perlu kami syukuri.... 



Makanan berlimpah... dengan menu Asia... Cocok dengan lidah Indonesia.  Alhamdulillahh.......... Cateringnya dari Asia, ada beberapa pegawainya berasal dari Indonesia, yang kita temui beberapa diantaranya orang asli Madura.







Tenda kami lumayan luas, jama'ah bisa terus sholat berjama'ah... bahkan... tetangga tenda ada yang bergabung untuk Sholat berjama'ah.  Sholat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Subuh, dilaksanakan dengan meng-qoshor tanpa dijama'.




Tenda di Mina, dilenkapi  terpal penyekat antar ruangan (yang katanya tahan api), kondisinya sudah sedikit kotor. Perlu dimaklumi, karena kalau bukan musim Haji, sekat digulung  dan seperti kota mati. Hanya beberapa peziarah Umroh (di luar musim Haji) yang berziarah, dan itupun biasanya tidak turun dari kendaraan, hanya melintas sebentar. 


Lantai tenda, dialasi karpet yang rata-2 karpetnya berwarna merah. Tidur dengan menggunakan kasur busa, dengan seprei masing-2....  Tenda Mina full AC khas padang pasir.... Dingin dan kencang... Yang tidak kuat, bisa masuk angin.... he...he... Sehingga jama'ah sibuk mengatur aliran AC, dibuat senyaman mungkin.. Dengan "remote AC" hasil kreatifitas jama'ah.... he...he...





WUKUF DI ARAFAH


Tanggal 9 Dzulhijjah ba'da Shubuh, jama'ah menuju Arafah dengan mengendarai bus sewaan. Di Arafah, tempat jama'ah melaksanakan Wukuf, yang dimulai dari tergelincir matahari (Dhuhur) sampai dengan terbenam matahari (Maghrib). 

 Seteleh berputar-2 beberapa kali... Akhirnya kami menemukan tempat yang nyaman dan dekat toilet...
Tempatnya lumayan nyaman... Dan, tanpa kita sadari, sangat dekat dengan truk trailer yang menyediakan makanan gratis... Alhamdulillah.....
Sementara bapak-2 memasang tenda untuk pelaksanaan Wukuf... Karena cuaca lumayan terik... Ibu-2 menunggu di dalam bus....
Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu rukun Haji, makanya tidak sah haji tanpa Wukuf.. Rasulullah bersabda :
"Haji itu Arafah"
(HR. Abu Daud dan Tarmidzi)
Jama'ah Haji hendaknya pada hari itu menghabiskan waktu untuk bertasbih, berdzikir, beristighfar, bertahlil, bertahmid dan menghadap Allah SWT dengan penuh khusyu'. Juga bersungguh-sungguh dalam berdo'a untuk dirinya sendiri, keluarga, anak cucunya dan saudara-2 sesama umat Islam...

Dari Aisyah ra, bahwasannya Nabi SAW bersabda :
"Tiada hari lebih banyak Allah membebaskan hamba_Nya dari api neraka, kecuali pada hari Arafah"



Pada hari Arafah, jama'ah Haji disunnahkan untuk berdiam diri di Masjid Namirah, apabila memungkinkan... Tetapi apabila tidak memungkinkan, hendaknya dilakukan dimana saja, yang penting masih dalam batas-2 Padang Arafah...







ANIS LUTFIATI FATAH
@   TULISAN DARI PENGALAMAN PRIBADI DAN DISARIKAN DARI BERBAGAI TULISAN
@  FOTO-2 KOLEKSI PRIBADI

Jumat, 10 Februari 2012

PERGI HAJI (BAGIAN II)

HAJI 2011

Kupenuhi Panggilan Engkau……
Wahai Allah.....
24 Oktober 2011 – 4 Desember 2011
لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد ونعمة لك والملك لا شريك لك
Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika Laa Syariika Laka Labbaik, Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk, Laa Syariikalak….


MABIT (BERMALAM) DI MUZDALIFAH
Ketika di padang Arafah matahari sudah mulai tenggelam, jama'ah Haji berkemas, dan bergegas meninggalkan padang Arofah, menuju Muzdalifah.
Muzdalifah adalah suatu tempat dimana jama'ah Haji diperintahkan untuk singgah dan mabit (bermalam) di sana. Batas Muzdalifah, diantara dua ma'zim (jalan sempit diantara 2 bukit), hingga lembah Muhassir. (Imam Syafi'i dalam Al Umm).

Begitu sampai di Muzdalifah, yang kami temui bukannya padang pasir yang gersang, seperti khasnya daerah Arab. Tapi bisa dibilang taman hijau, dengan banyak pohon dan taman yang sudah tertata rapi, lengkap dengan tempat parkir dan toilet. 




Setelah menentukan tempat yang nyaman, segera kami menggelar tikar yang telah kami persiapkan sebelumnya. Tikar plastik, bisa kita beli di sekitar apartemen tempat kita menginap dengan harga 10 real (waktu itu, 1 real setara dengan Rp. 2500,-an). Selesai merapikan tempat istirahat,  jama'ah Haji bergegas ke toilet untuk berwudlu dan kemudian melaksanakan Sholat Maghrib dan Isya' berjama'ah. 
Makan malam seadanya, dengan nasi dan daging kari, berpiring aluminium foil. Selesai makan, jama'ah Haji berburu kerikil untuk persiapan lempar Jamarat. Satu tempat pelemparan, membutuhkan 7 kerikil. Apabila Nafar Awwal, membutuhkan kerikil 7 kerikil untuk Jumroh Aqobah (10 Dzulhijjah), dan hari berikutnya di tiga tempat (Ula, Wustho, Aqobah), masing-2 7 kerikil.





KEMBALI KE MINA DAN MELEMPAR JAMARAT
Pagi jamaah Haji berkemas untuk kembali ke Mina... 
Jama'ah mengendarai bus yang semalaman menunggu di parkiran.


Sampai di Mina, Jama'ah segera bersiap menuju Jumroh Aqobah Kubro yang sunnahnya dilaksanakan ba'da Dhuhur. Untuk melempar Jumroh Aqobah, perlu dipersiapkan fisik dan tentunya tujuh kerikil (dan cadangan, bila perlu) yang telah jama'ah kumpulkan sebelumnya. 

















 Jamarat dibuat enam lantai. Selain bertingkat, jamarat juga diperlebar. 
Menurut informasi yang saya baca, beberapa tahun lalu lebar jamarat hanya tiga meter, tapi sekarang mencapai belasan meter. Tembok jamarat pun dibuat kasar sehingga batu yang dilempar tidak memantul tapi langsung jatuh ke sumur jamarat. Selain itu juga pelemparan diatur dalam satu arah. 
Pokoknya jamaah tidak perlu khawatir berlebihan akan kena lemparan batu dan desak-desakan. Sekarang lebih tertib dan aman...

Cara masuk jamarat juga diatur sedemikian rupa agar tidak berebutan. Begitu memasuki kawasan Jamarat di Mina, para jamaah akan terbagi dalam beberapa jalur atau gate masuk. 
Jalur inilah yang mengarahkan jamaah akan melempar jumrah di lantai berapa. Setiap gate ada yang ke lantai satu, lantai dua dan seterusnya. 

Bagi jamaah yang mengambil jalur tengah akan langsung diarahkan menuju eskalator atau lift lantai 2-5. Lift tersebut melaju pelan sehingga tidak membuat khawatir jamaah usia lanjut ataupun jamaah yang berasal dari daerah












Hari-2 Tasyrik (yaitu pada hari ke sebelas, ke duabelas, dan ketigabelas). Dimulai pada malam ke sebelas Dzulhijjah. Akan dilaksanakan pemotongan hewan Hadyu / Qurban.
Apabila Jama'ah sudah selesai melempar Jumroh Aqobah Kubro, kemudian mencukur rambutnya. Maka sampailah waktunya bertahalul  awal, saat itu sudah diperbolehkan memakai pakaian biasa atau pakaian sehari2 yang biasa dikenakan. Telah dihalalkan semua larangan Ihram, kecuali berhubungan suami istri.


THOWAF IFFADHOH


Thowaf Iffadhoh merupakan salah satu dari rukun Haji, tidak sempurna Haji tanpa thowaf iffadhoh ini.  Setelah Jama'ah Haji selesai melempar Jumroh aqobah di pagi Hari Raya, bisa segera menuju Mekkah untuk melaksanakan thowaf iffadhoh, sebanyak tujuh kali putaran mengelilingi Ka'bah. Boleh ditunda bagi yang sedang berhalangan (karena sakit, atau perempuan haid).


Setelah Thowaf Iffadhoh pada hari Qurban, jama’ah Haji kembali lagi ke Mina untuk bermalam pada 3 hari Tasyrik.
Mabit di Mina pada tanggal 10, 11, 12 Dzulhijjah dan kembali pulang ke Mekkah disebut “Nafar Awwal”
    Mabit di Mina pada tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah dan kembali pulang ke Mekkah disebut “Nafar Tsani”


Kelompok kami bersepakat untuk mengambil “Nafar Awwal”. Sebagaimana Firman Alloh :
Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang . Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertaqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya. (QS. 2:203)
        Jama'ah haji yang berniat nafar awwal (cepat-2 keluar dari Mina), yang mabit 2 malam, harus melempar 3 jamarat pada hari ke-12.  Kemudian segera keluar dari Mina sebelum terbenam matahari.  Apabila sampai terbenam matahari masih di Mina, mereka wajib tinggal dan bermalam pada malam ke-13-nya serta harus melempar 3 jamarat sebelum kembali ke Makkah.

ANIS LUTFIATI FATAH
@  TULISAN DARI PENGALAMAN  PRIBADI DAN DISARIKAN DARI BERBAGAI TULISAN
@  FOTO-2 KOLEKSI PRIBADI